Powered By Blogger

Beberapa Prinsip Hidup Toyoda


Beberapa Prinsip Hidup Toyoda
Jangan menyesal tak memiliki orang tua sehebat Sakichi Toyoda, Anda bisa merubah diri dengan belajar dari prinsip-prinsip hidupnya. Mari kita pelajari satu-satu prinsip hidup yang dapat kita terapkan
Prinsip #1: Setiap orang harus menangani beberapa proyek besar setidaknya satu kali dalam hidupnya. Saya mendedikasikan sebagian besar dari hidup saya untuk menciptakan berbagai jenis alat tenun baru. Sekarang giliranmu. Kamu harus berupaya untuk menyelesaikan sesuatu yang akan bermanfaat bagi masyarakat” (Sakichi Toyoda, pendiri utama Perusahaan Toyota)
Lihatlah, petuah Sakichi ini: (1) Setiap orang harus menangani beberapa proyek besar setidaknya satu kali dalam hidupnya; (2) Kamu harus berupaya untuk menyelesaikan sesuatu yang akan bermanfaat bagi masyarakat.
So, mulailah menangani proyek-proyek kecil dulu. Buat rancangannya, kerjakan dengan serius, nikmati hasilnya, dan evaluasilah apakah yang kamu hasilkan sesuai dengan yang kamu rancang? (kalau lebih jelek, kenapa lebih jelek: apakah ada yang kurang dalam cara kamu merealisasikan rencanamu?; kalau hasilnya lebih dari yang kamu rencanakan, apakah kamu bisa melakukan yang lebih baik lagi?)
Prinsip # 2: Kami memberi nilai tertinggi pada implementasi dan tindakan nyata. Banyak hal yang tidak dimengerti orang dan oleh karena itu, kami bertanya kepada mereka mengapa mereka tidak terus maju saja dan bertindak; mencoba melakukan sesuatu? Anda akan menyadari betapa sedikitnya yang Anda ketahui dan Anda akan berhadapan dengan kesalahan Anda sendiri. Anda dapat memperbaiki kesalahan tersebut dan melakukannya sekali lagi, dan pada percobaan kedua, Anda akan menemukan kesalahan yang lain, atau hal lain yang tidak Anda inginkan sehingga Anda kemudian melakukannya sekali lagi. Jadi dengan perbaikan secara konstan atau, seperti yang saya katakan, dengan melakukan perbaikan atas tindakannya, seseorang dapat meningkatkan dirinya hingga mencapai tingkat praktik dan pengetahuan yang lebih tinggi. (Fujio Cho, Presiden Toyota Motor Company)
Prinsip #2 ini memberi kita pelajaran hidup bahwa nilai tertinggi adalah implementasi dan tindakan nyata. Jangan berpangku tangan, lakukanlah sesuatu. Teori saja tidak cukup. Bila Anda menguasai banyak teori tanpa implementasi, al-Quran menyindir Anda sebagai “keledai yang membawa-bawa tumpukan buku”. Ajaran Islam juga menyatakan bahwa iman harus dibuktikan lewat tindakan; tanpa tindakan nyata, iman tak akan mengubah dunia dengan rahmat.
Mari kita cermati filosofi “berani mengimplementasikan keyakinan atau ilmu dalam tindakan nyata”. Fujio Cho bilang begitu Anda melakukan sesuatu, “Anda akan menyadari betapa sedikitnya yang Anda ketahui dan Anda akan berhadapan dengan kesalahan Anda sendiri. Anda dapat memperbaiki kesalahan tersebut dan melakukannya sekali lagi, dan pada percobaan kedua. Anda akan menemukan kesalahan yang lain, atau hal lain yang tidak Anda inginkan sehingga Anda kemudian melakukannya sekali lagi…! Sebaliknya berarti bila Anda tidak pernah berani melakukan sesuatu, Anda tidak akan pernah menyadari keterbatasan pengetahuan dan skill yang Anda miliki. Ini juga berarti Anda tidak memiliki kesempatan untuk menemukan kesalahan dan memperbaikinya. Anda terus ditipu oleh diri sendiri, seakan-akan Anda menguasai satu hal padahal tidak menguasai sedikitpun atau bahkan yang Anda kira telah dikuasai itu sebenarnya keliru semua. Berabe deh…
Fujio Cho juga menyatakan “…dengan perbaikan secara konstan atau, seperti yang saya katakan, dengan melakukan perbaikan atas tindakannya, seseorang dapat meningkatkan dirinya hingga mencapai tingkat praktik dan pengetahuan yang lebih tinggi”. Pengetahuan tertinggi ada pada praktek bukan pada penguasaan hafalan.
Jadi lakukanlah sesuatu, praktekkan ilmu yang Anda dapatkan dari kuliah. Dunia menunggumu! Ingat pesan dari Ayah Sakichi Toyoda, “Kamu harus berupaya untuk menyelesaikan sesuatu yang akan bermanfaat bagi masyarakat”. Tapi bagaimana? Apa yang harus Anda lakukan padahal ilmu yang diajarkan UIN adalah ilmu-ilmu teoritis semuanya? Kita lihat prinsip ketiga
Prinsip # 3: Kami menyambut tantangan dengan semangat kreatif dan keberanian untuk merealisasikan mimpi kami tanpa kehilangan semangat atau tenaga. Kami melakukan pekerjaan kami dengan penuh semangat, dengan optimisme dan keyakinan yang tulus mengenai nilai dari kontribusi kami…Kami berusaha memutuskan nasib kami sendiri. Kami bertindak secara mandiri, percaya pada kemampuan kami sendiri. Kami menerima tanggung jawab atas tindakan kami dan untuk mempertahankan dan meningkatkan keterampilan yang membuat kami mampu menciptakan nilai tambah. (Taiichi Ohno, Pendamping Sakichi Toyoda)
Prinsip #3 membakar semangatmu, kawan! Seperti Samurai, Taiichi Ohno (1) menyambut tantangan dengan semangat kreatif dan keberanian untuk merealisasikan mimpi kami tanpa kehilangan semangat atau tenaga. Setiap hari ada tantangan yang datang padamu, semuanya minta diselesaikan. Tantangan itu adalah apa yang sering hinggap di kepalamu dalam bentuk gerundelan, “kenapa begini, mestinya kan begitu!”. Saat Anda menyatakan “mestinya begini begitu” Anda sudah dihinggapi mimpi dunia baru atau tatanan baru, realisasikan itu. Jangan hilang semangat pada kegagalan pertama, ingat prinsip #2, setiap kesalahan adalah cara Tuhan membuka mata bahwa ada yang kurang atau keliru dari pengetahuan yang Anda miliki. Kesusahan, menurut surat al-Inshirah, adalah cara Tuhan memberikan Anda dua kemudahan sesudahnya.
Taiichi Ohno juga menyatakan (2) bekerja dengan penuh semangat, optimisme, dan keyakinan yang tulus untuk memberikan kontribusi yang bernilai pada masyarakat. Ohno menyebut tujuan usaha dengan “memberikan kontribusi yang bernilai pada masyarakat” sementara Sakichi Toyoda menyebutnya sebagai berupaya untuk menyelesaikan sesuatu yang akan bermanfaat bagi masyarakat. Itulah yang harus Anda lakukan, juga saya! (fn/ty/kl) www.suaramedia.com

Google translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF